Jumat, 11 Juli 2014

Sejarah Singkat Dakwah Islam

                    PEMBAHASAN

1.      Pada Masa Nabi Muhammad.
Pada masa Rasulullah saw. Ilmu pengetahuan belum begitu pesat seperti pada masa sekarang. Ketika itu, umat Islam masih terfokus pada penyebaran Islam. Al Quran dan Hadis Nabi menjadi pedoman hidup umat Islam pada waktu itu. Ilmu pengetahuan langsung bersumber dari Rasulullah melalui wahyu dari Malaikat Jibril. Nabi Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama surat Al-Alaq 1-5. Perintah membaca dari malaikat Jibril menandai bahwa Nabi Muhammad diperintahkan untuk mencari Ilmu. Kondisi ini dilanjutkan Nabi ketika beliau mengajak sahabat-sahabatnya untuk mempelajari Al-Qur’an di rumah Arqam. Hanya saja ilmu pengetahuan yang diajarkan Nabi ini sebatas pada ajakan untuk mengesakan Allah (Tauhid). Setelah itu, para sahabat selalu menghafal ayat-ayat yang telah mereka dengar dari Rasulullah saw. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang akan menjadi mulia, terhormat, dan mampumenghadapai segala permasalahan yang terjadi di dalam kehidupan. Allah SWT. Mengangkat derajat seseorang, karena mereka beriman dan diberi ilmu pengetahuan. Sebagaimana di dalam firmannya didalam surat Al Mujadilah ayat 58 yang berarti:
                                                                                                          
“Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yangberiman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”
Pembentukan Aqidah, Syari’ah, dan Akhlak itu disajikan oleh Rasulullah sebagai Mahaguru pendidik yang agung secara berangsur–angsur bersamaan dengan berangsur–angsurnya Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Pendidikan inipun diberikan dalam masa dua periode yaitu periode sebelum Hijrah yang berpusat di Mekkah. Dan periode sesudah Hijrah berpusat di Madinah. Kemudian sebelum beliau melaksanakan pendidikan secara terang–terangan kepada masyarakat luas setelah menerima wahyu, beliau membentuk kelompok yang berbentuk “model pengajian.” Mula–mula hal ini dilakukan pada tempat di suatu bukit di luar kota Makkah tetapi   kemudian berpindah ke rumah seorang pemuda bernama Al Arqam bin Abu Arqam yang berlangsung selama lebih kurang empat tahun. Pengikut pengajian itu berjumlah 40 orang, sebagian besar yang mengikuti adalah para pemuda.
Adapun lembaga pendidikan yang terkenal pada masa Rasulullah adalah Mesjid. Sudah menjadi tradisi Rasulullah bahwa beliau duduk di mesjid Nabawi di Madinah guna memberikan pelajaran kepada para sahabat mengenai masalah-masalah keagamaan dan masalah–masalah duniawi.
      Ketika Nabi Muhammad di madinah, mulailah ada tanda-tanda kemajuan. Beliau mengajak ummatnya untuk mendalami keimanan, memperbaiki ekonomi ummat, mengurusi masalah sosial, politik dan ketatanegaraan. Semua ilmu yang digunakan oleh nabi bersumber dari wahyu Al-Qur’an dan Al-Hadits.

2.      Pada Masa Khulafaur Rasyidin.
Sepeninggal Nabi Muhammad SAW. Islam dilanjutkan oleh para Khulafaur Rasyidin. Khulafaur Rasyidin memiliki pengertian orang-orang yang terpilih dan mendapat petunjuk menjadi pengganti Nabi Muhammad SAW.Adapun yang mendapat sebutan Khulafaur rasyidin ada 4 yaitu: Abu Bakar As-Shidiq, Umar Bin Khattab, Utsman Bin Affan dan Ali Bin Abi Thalib.
Pada masa Abu Bakar As-Shidiq, ilmu pengetahuan islam tidak berkembang maju, karena disibukkan dengan masalah-masalah seperti menumpas Nabi palsu, gerakan kaum murtad, gerakan kaum munafiq, dan memerangi yang enggan berzakat. Sekalipun demikian, banyak pula kemajuan yang dicapai pada masa ini yaitu; memperbaiki sosial ekonomi, pengumpulan ayat-ayat Al-Qur’an dan memperluas wilayah islam sampai ke Irak, persia dan Syiria.
Pada masa Umar bin Khattab, perkembangan Islam juga sebatas pada perluasan kekuasaan Islam dan masalah ketatanegaraan (politik), namun demikian, pada masa ini juga dicapai kemajuan-kemajuan seperti; pembagian daerah kekuasaan Islam,membentuk Baitul mal, dan dewan angkatan perang, menetapkan tahun hijriyah, serta membangun masjid seperti masjidilharam, masjid nabawi, masjid Al-Aqsha, dan masjid Amr ibnu ‘Ash.
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, perkembangan ilmu pengetahuan Islam sudah berkembang maju terbukti dengan hasil yang dicapai khalifah Utsman yaitu; merenovasi masjid nabawi, usaha pengumpulan dan penulisan Al-Qur’an, pembentukan angkatan laut, dan perluasan wilayah Islam sampai ke Khurosan, Armenia,Tunisia dan Azerbeijan.
Pada Masa Khalifah Ali bin Abi Thalib, perkembangan Islam diwarnai oleh intrik-intrik politik terutama dari kelompok Muawiyah dan golongan khawarij. Namun demikian , khalifah Ali berhasil mempertahankan wilayah Islam dengan kedamaian sekalipun  masih terjadi peperangan. Setidaknya telah terjadi 2 peperangan pada masa ini yakni perang jamal( perang Onta), melawan pasukan Tholhah, Zubair, dan Aisyah)dan perang shifin (perang melawan Muawiyah).
Usaha-usaha perbaikan yang dilakukan oleh Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah;
-      Pada bidang pemerintahan, mengganti para gubernur yang diangkat  khalifah Utsman
-      Menarik kembali tanah milik Negara
-      Menata kembali politik militer.
Dalam bidang ilmu bahasa, ia merintahkan  Abul Aswad Ad Duali mengarang ilmu nahwu untuk mempelajari ilmu Al-Qur’an.
Dalam bidang pembangunan, ia mampu membuat tata kota yang indah dan kuat yaitu kota Kufah.

3.      Pada Masa Bani Umayyah
Bani Umayyah (bahasa Arabبنو أمية, Banu Umayyah, Dinasti Umayyah) atau Kekhalifahan Umayyah, adalah kekhalifahan Islampertama setelah masa Khulafaur Rasyidin yang memerintah dari 661 sampai 750 di Jazirah Arab dan sekitarnya (beribukota di Damaskus):
serta dari 756 sampai 1031 di KordobaSpanyol sebagai Kekhalifahan Kordoba. Nama dinasti ini dirujuk kepada Umayyah bin 'Abd asy-Syams, kakek buyut dari khalifah pertama Bani Umayyah, yaitu Muawiyah bin Abu Sufyan atau kadangkala disebut juga dengan Muawiyah I.
A.    Sejarah ringkas lahirnya daulah Bani Umayyah
Ketika Ali bin Abi Tholib dari Bani Hasyim Muawiyyah menolak mengakui kehalifahan Ali, dan ketika Ali tidak meghukum para pembunuh Utsman Muawiyah menyatakan diri sebagai penuntut balas darah Utsman dan sekaligus sebagai pewaris jabatannya, maka terjadilah persaingan antara Bani Umayyah dan Bani Hasyim, konfrontasi kontak senjata antar keduanya itu terjadi di Siffindiperbatasan antara Suriah dan Iraq. Ketika kemenangan hampir berada dipihak Ali Amr bin As tangan kanan Muawiyah untuk bernegoisasi dengan mengangkat al-Qur’an untuk berdamai, perdamain dilakukan dengan cara Tahkim, Amr bin As diangkat sebagai perantara dari fihak Muawiyah dan Abu Musa al-Asyari dari fihak Ali. Mereka bermufakat untuk menurunkan kepemimpinan mereka masaing-masing, akan tetetapi keputusan dari fihak muawiyah ternyata merugikan fihak Ali sehingga Ali menolaknya. Namun Ali sangat sibuk menenteramkan bagian-bagian wilayah yang mengakuinya sehingga tidak sempat memerangi Muawiyah. Sementara itu Muawiyah berhasil mengusir gubernur yang diangkat Ali dari Mesir yang kemudian mengirim pasukan untuk menyerbu Irak. Sebelum Ali bertindak untuk menghukum pembangkangan Muawiyah terhadap kepemimpinanya, salah satu lawan politiknya berhasi membunuh Ali dalam suatu tindakan menuntut balas
Dengan meninggalnya khalifah Ali Bin Abi Thalib dari Khulafaur Rasyidin, maka bentuk pemerintahan Islam yang dirintis Nabi Muhammad SAW berubah dari system demokrasi menjadi monarkhi (kerajaan) yaitu Daulah Bani Umayyah. Daulah Bani Umayyah didirikan oleh Muawiyah Bin Abi Sufyan bin Harb bin Umayyah.
Memang ada usaha dari putra ali hasan bin ali bin abi thalib untuk menggantikan ayahnya karena tidak rela melihat umat Islam saling membunuh untuk merebutkan kekuasaan, tiga bulan setelah dibaiat Hasan menyerahkan kekuasaan kepada Muawiyah dengan berapa syarat.
Muawiyah (memerintah 661-680) adalah orang yang bertangungjawab atas sistem suksesi kepemimpinan dari yang bersifat demokratis dengan cara pemilihan dengan cara pemilihan kepada yang bersifat keturunan. Hal demikian ditentang oleh Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair yang kemudian meninggalkan madinah, pertentangan ini melahirkan perang saudara kedua. Dengan kemenangan Bani Umayyah.

B.     Tokoh-tokoh Daulah Bani Umayyah
Suksesi kepemimpinan secara tutun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya untuk menyatakan setia terhadap anaknya Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarkhi di Persia dan Byzantium.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur kurang lebih 90 tahun. Ibu kota dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus.
Kehalifahan Bani Umayyah berhasil mengukuhkan kehalifahan di Damaskus dengan khalifah : Muawiyah I bin abu sofyan (661-680), Yazid I (680-683), Muawiyah II (683-684), marwan I bin al-Hakam (684-685), Abdul Malik (685-705), al-Walid II (705-715), Sulaiman (715-717), Umar Bin Abdul Aziz (717-720), Yazid II (720-724), Ibrahim (744) dan marwan II (744-750).
Pemindahan pusat pemerintahan didamaskus yang mulanya di madinah menandakan dimulainya era baru. Dari pusat inilah bani umayah mulai menyempurnakan penyempurnaan wilayahnya dengan penaklukan seluruh imperium persia dan sebagian imperium bizantium

C. Kekuasaan dan Kebijakan Politik Ekonomi
Kebijakan politik muawiyah, selain upaya mengamana-pengamanan didalam negeri dari saingan politiknya serta pertentangan dari suku-suku arab adalah upaya-upaya perluasan kekuasaan/ekspansi.
Ketika awal muawiyah mengasai kehalifahan Islam telah tersebar dimesir, libia suriah, irak dan persia, menyebrang ke Armenia sampai kesekitar Afganistan, Ekspansi yang terhenti pada masa Khalifah Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib dilanjutkan kembali oleh Daulah Umayyah. Di zaman Muawiyah, Tunisia dapat ditaklukan. Di sebelah timur, Muawiyah dapat menguasai daerah Khurasan sampai ke sungai Oxus dan Afganistan sampai ke Kabul, angkatan lautnya melakukan serangan-serangan ke ibu kota Byzantium, Konstatinopel. Ekspansi ke timur yang dilakukan oleh Muawiyah kemudian dilanjutkan oleh Khalifah Abdul Malik. Dia mengirim tentaranya menyeberangi sungai Oxus dan dapat berhasil menaklukan Balkan, Bukhara, Ferghana dan Samarkand. Tentaranya bahkan sampai ke India dan dapat menguasai Balukhistan, Sind dan daerah Punjab sampai ke Maltan.
Adapun ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan pada zaman Walid bin Abdul Malik (705-715 M). Pada masa pemerintahannya yang berjalan kurang lebih sepuluh tahun itu tercatat suatu ekspedisi militer dari Afrika Utara menuju wilayah barat daya, Benua Eropa, yaitu pada tahun 711 M. Setelah Aljazair dan Maroko dapat ditundukan, Tariq bin Ziyad, pemimpin pasukan Islam, dengan pasukannya menyeberangi selat yang memisahkan Maroko dengan Benua Eropa, dan mendarat di suatu tempat yang sekarang dikenal dengan nama Gibraltar (Jabal Tariq). Tentara Spanyol dapat dikalahkan. Ibukota Spanyol, Cordova, dengan cepat dapat dikuasai. Menyusul setelah itu kota-kota lain seperti Seville, Elvira dan Toledo yang dijadikan ibukota Spanyol yang baru setelah jatuhnya Cordova.
Pada zaman Khalifah Umar bin Abdul Aziz (717-720 M),futûhât dilakukan hingga ke Prancis melalui Pegunungan Piranee.Futûhât ini dipimpin oleh Aburrahman bin Abdullah al-Ghafiqi. Ia memulai dengan menyerang Bordeau, Poitiers. Dari sana ia mencoba menyerang Tours. Namun, dalam peperangan yang terjadi di luar Kota Tours, al-Ghafiqi syahid, dan tentaranya mundur kembali ke Spanyol. Di samping daerah-daerah tersebut di atas, pulau-pulau yang terdapat di Laut Tengah juga jatuh ke tangan Khilafah pada zaman Bani Umayyah ini.
Dengan keberhasilan ekspansi di atas, wilayah kekuasaan Khilafah masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas; meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arab, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Turkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah.
Dari persatuan berbagai bangsa dibawah naungan Islam lahirlah benih-benih kebudayaan dan peradaban islam yang baru, meskipun demikian Bani Umayyah lebih banyak memusatkan perhatian kepada kebudayaan Arab. Kekuasaan dan kejayaan bani Umayyah mencapai puncaknya di zaman al-Walid sesudah itu kekuasaannya menurun.


D. Perkembangan Peradaban dan Kebudayaan
  1. Kemajuan dalam bidang ilmu hadits
Perkembangan hadits semakin pesat pada masa tabi’in dengan berkembangnya gerakan rihlah ilmiah, yaitu pengembaran ilmiyah yang dilakukan para muhaditsin dari satu kota kekota lain, mereka melakukan hal demikian untuk mendapatkan suatu hadits dari sahabat yang masih hidup dan tersebar diberbagai kota. Hal ini dilakukan untuk membuktikan keaslian suatu hadits. Usaha yang mereka lakukan ini menimbulkan suatu kajian hadits yang kemudian berkembang menjadi Ulumul Hadits.
Pada masa khlaifah umar bin Abdul Aziz mulailah dilakkukan upaya pembukuan hadits-hadits yang tersebar diberbagai tempat. Khalifah Umar bin Abdul Aziz memerintahkan pada para gubernurnya dan para ulama terkemuka untuk mengumpulkan dan membukukan hadits untuk disebarkan pada masyarakat Islam.
Khalifah Umar bin Abdul Aziz memberikan kepercayaan kepada gubernur madinah Ibn Hazm untuk menghimpun dan membukukan hadits-hadits yang ada padanya dan yang ada pada sahabat lainnya di kota madinah. Usaha pengumpulan hadits  terus dilalkukan sampai akhir kepemimpinan Khalifah Umar bin Abdul Aziz (120 H). Diantra para ulama yang berjuang mengumpulkan dan membukukan hadits adalah Ibnu Juraij (di Makkah), Muhammad bin Ishak (di Madinah), Said bin Urwah (di basarah), sufyan as-Sauri (di kufah) dan Awza’il (di Syiria). Ulama hadis dan karyanya pada masa Daulah Umayyah adala :
1.      Imam Bukhari karyanya adalah Shahih Bukhari
2.      Imam Muslim karyanya adalah Shahih Muslim
3.      Imam Nasa’i karyanya adalah Sunan An-Nasa’i
4.      Imam Abu Daud karyanya adalah Sunan Abi Daud
5.      Imam Turmudzi karyanya adalah Sunan Turmuzi
6.      Imam Ibnu Majah karyanya adalah Sunan Ibnuu Majah
2. Kemajuan dalam bidang ilmu tafsir
Tafsir dianggap sebagai bagian dari hadits atau dianggap sebagai bagian dari cabang-cabang hadits ketika hadits pada masa awal Islam menjadi perhatian. Sehingga pada masa itu hadits dianggap sebagai tafsir dari ayat-ayat al-Quran, tidak tersusun berdasarkan tertib surat dan ayat.
Diantara ahli tafsir terkenal adalah Abdullah Bin Abbas dan Ibnu Juraij yangtelah menghimpun apa yang telah diterima sehingga tafsirnya merupakan tafsir yang sangat detail. Muqatil bin Sulaiman dimana tafsirnya banyak yang bersumber dari Taurat, sehingga Imam ibnu Hanifah menudingnya sebagi pendusta.
3. Kemajuan dalam bidang ilmu fiqih
Pada perkembangannya fiqih dizaman pemerintahan Bani Umayyah merupakan ilmu prektis yang digali dari dalil yang sudah terperinci, para ahli diantanya: ibnu juraih (makkah) malik bin annas (madinah), yang menulis kitab al-Muattha Hammad bin salmah, Sufyan as-Sauri (kufah) ibnu ishaq, setelah itu muncul pula penulis hasyim lais serta ibnu luhai’ah dll. Pada masa ini dapat dikatakan bahwa pemikiran ilmu fiqih yang terjadi hanya merupakan pemikiran-pemikiran para ilmu fiqh yang belum mapan dan belum dibukukan.
4. Kamjuan dalam bidang ilmu tasawuf
Para ahli sejarah tasawuf menilai bahwa munculnya gerakan tasawuf pada masa Daulah Bani Umayyahtidak terlepas dari kondisi kehidupan masyarakat, terutama dikalangan istana Bani Umayyah, yang oleh sebagian mereka me-nyimpang jauh dari kehidupan yang diajarkan oleh Rasulullah dan para sahabat yang selalu hidup sederhana. Ada juga yang memandang Bani Umayyah sebagai penguasa yang lalim, sehingga mereka (para sufi) tidak mau melakukan sumpah setia (bai’at) kepada Abdul Malik bin marwan ketika naik tahta kerajaan.
1.    Arsitektur
Seni bangunan (arsitektur) pada masa umayyah bertumpu pada bangunan sipil berupa kota-kota dan bangunan agama berupa masjid-masjid. Beberapa kota baru atau perbaikan kota lama dibangun dalam zaman umayyah yang diiring dengan pembangunan berbagai gedung dengan gaya padua Persia, romawi dan arab yang dijiwai semangat Islam.
Pada masa walid dibangun masjid agung yang terkenal dengan nama masjid Damaskus atas kereasi Abu Ubaidillah Ibn Jarrah. Ini berukuran 300x200 m2 dan memiliki 68 pilar dilengkapi dinding-dinding berukir yang indah[1].
Salah saatu kota baru yang dibangun pada zaman ini adalah kota Kairawan yang didirikan oleh uqbah bin naïf ketika beliau menjadi gubernur. Sabagai mana kota-kota lain Kairawan dibangun dengan gaya arsitektur islam dilengkapi dengan berbagai gedung, masjid, taman rekreasi, pangkalan militer dan sebagainya, kemudian kota ini menjadi kota internasional karena didalam nya terdapat bangsa arab, Barbar, Persia, Romawi, Qibti dll.
2.    Perdagangan
Setelah daulah Bani Ummaiyah menguasai wilayah yang cukup luas lalu lintas perdagangan mendapat jaminan yang layak. Jalur darat melalui jalur sutra ke tingkok guna memperlancar perdagangan sutera, keramik, ubat-obatan dan wewangian.
Adapun lalu-lintas dilautan kearah negeri-negeri kearah timur untuk mencari rempah-rempah, bumbu, ambary, kasturi, permata, logam mulia, gading dan bulu-buluan. Dari kedua kota pelabuhan itu iring-iring kafilah dagang hamper tidak putus menuju syam dan mesir. Kemudian dari syam dan mesir kapal-kapal dagang dibawah lindungan armada islam mengankatnya lagi ke kota-kota dagang di laut tengah.
3.    Militer
Pada masa umayah organisasi milliter terdiri dari angkatan laut, darat dan angkatan kepolisian. Berbeda dengan usman bala tentara pada masa ini tidak muncul atas dasar kesadaran untuk berjuang tetapi semacam dipaksakan. Pada masa abd al malik ibn marwan diberlakukan undang-undang wajib militer, pada waktu itu aktifitas bala tentara diperlengkapi dengan kuda, baju besi, pedang dan panah.
4.    Kerajinan
Pada masa khalifah Abdul Malik mulai dirintis pembuatan tiras, yakni cap resmi yang dipakai pada pakaian khalifah dan para pembesar pemerintah. Format tiraz yang mula-mula terjemah dari rumus-rumus Kristen kemudian oleh Abdul Aziz (gubernur mesir) dibanti dengan rumus islam “lailaha illahah”. Guna memperlancar produktifitas maka khalifah mendirikan pabrik-pabrik kain.
Dibidang seni lukis semenjak khalifah muawiyah sudah mendapat perhatian, senilukis tersebut selain terdapat di bangunan masjid-masjid juga tumbuh diluar masjid.
E. Faktor kejatuhan Daulah Bani Umayyah
Daulah bani Umayyah mengalami masa kemunduran ditandai dengan melemahnya sistem politik karena banyaknya persoaalan-persoaalan yang dihadapi penguasa. Diantaranya adalah masalah politik, ekonomi dan sebagainya.
Setelah Hisyam bin Abdul Malik para khalifah bani Umayyah tidak lagi bisa diandalkan untuk mengendalikan pemerintahan dan keamanan dengan baik, selain itu tidak dapat mengatasi pemberontakan-pemberontakan dari dalam negeri. Bahkan tidak mampu lagi mempertahankan keutuhan dan persatuan dikalangan keluarga bani Umayyah, sehingga sering terjadi pertikayan didalam rumah tangga istana. Salah satu penyebabnya adalah perebutan kekuasaan siapa yang akan menggantikan khalifah dan seterusnya.
Gerakan oposisi yang pertama-tama dinamakan dinamakan hasyimiah dan kemudian Abbasiah secara berturut dipimpin Muhammad bin ali kemudian kedua putranya, ibrahim dan abu abbas, gerakn ini mendapat dukungan dari orang-orang khurasan yang merupakan basis dari partai Ali. Dibawah pemimpin  wilayah demi wilayah kekuasaan bani Umayyah
Khalifah terakhir Bani Umayyah dapat dikalahkan pada pertempuran Zeb Hulu, sebuah anak sunagi tigris, sementara pasukan Abassiyah membunuh semua anggota keluarga bani umayyah yang berhasil merek atawan, ketika mereka mencapai mesir dari kesatuan pendukung Abbasiyah berhasil menemukan dan membunuh marwan II. Maka berakhirlah kekuasaan bani Umayyah
F. Sebab-sebab kemunduran Daulah Umayyah
1.     Khalifah memiliki kekuasaan yang absolut, tidak mengenal kompromi.
2.    Gaya hidup mewah para khalifah, kebiasaan perta dan berfoya-foya dikalangan istana yang menyebabkan rendahnya moralitas.
3.  Tidak adanya ketentuan yang tegas mengenai sistem pengangkatan Khalid, yang menyebabkan perebutan kekuasaan diantara para calon Khalifah.
4.    Pada masa abad ke-3 dan ke-4 H, usaha pembukuan hadist mengalami kemajuan dan kejayaan, karena umumnya buku-buku tersebut menjadi bahan rujukan hadits bagi yang ingin dan belajar ilmu hadits.
5. Banyaknya gerakan-gerakan pemberontakan selama masa pertengahan sapai dengan akir pemerintahan Bani Umayyah.
6.   Pertentangan antara arab utara dan arab selatan semakin meruncing, sehingga pemerintahan Bani Umayyah kesulitan mempertahankan keutuhan negaranya.
7.   Banyaknya tokoh agama yang kecewa dengan kebijakan para penguasa Bani Umayyah, karena tidak didasari oleh syariat Islam.
G. Keruntuhan Daulah Bani Umayyah
Keruntuhan Bani Umayyah ditandai dengan kekalahan Marwan Bin Muhammad dalam pertempuran Zeb Hulu melawan pasukan Abu Muslim al-Kurasani pada tahun 748 M. pada peristiwa itu terjadi pembersihan etnis terhadap anggota keluarga Bani Umayyah.
Sebab-sebab  keruntuhannya sebagai berikut :
1. Terjadinya persaingan kekuasaan didalam anggota keluarga kerajaan
2. Tidak ada pemimpin politik dan militer yang handal yang mampu mengendalikan kekuasaan dan menjaga keutuhan negara
3. Munculnya berbagai gerakan perlawanan yang menentang kekuasaan Bani Umayyah, antara lain gerakan kelompok Syi’ahSerangan pasukan Abu Mulim al-Khurasani dan pasukan Abdul Abbas kepusat- pusat pemerintahan dan mengahancurkannya.


4.      Pada Masa Bani Abbasiyah
Kekhalifahan Abbasiyah (Arab: الخلافة العباسية, al-khilāfah al-‘abbāsīyyah) atau Bani Abbasiyah (Arab:العباسيون, al-‘abbāsīyyūn) adalahkekhalifahan kedua Islam yang berkuasa di Baghdad (sekarang ibu kota Irak). Kekhalifahan ini berkembang pesat dan menjadikan dunia Islam sebagai pusat pengetahuan dengan menerjemahkan dan melanjutkan tradisi keilmuan Yunani dan Persia. Kekhalifahan ini berkuasa setelah merebutnya dari Bani Umayyah dan menundukan semua wilayahnya kecuali Andalusia. Bani Abbasiyah dirujuk kepada keturunan dari paman Nabi Muhammad yang termuda, yaitu Abbas bin Abdul-Muththalib (566-652), oleh karena itu mereka juga termasuk ke dalamBani Hasyim. Berkuasa mulai tahun 750 dan memindahkan ibukota dari Damaskus ke Baghdad. Berkembang selama dua abad, tetapi pelan-pelan meredup setelah naiknya bangsa Turki yang sebelumnya merupakan bahagian dari tentara kekhalifahan yang mereka bentuk, dan dikenal dengan nama Mamluk. Selama 150 tahun mengambil kekuasaan memintas Iran, kekhalifahan dipaksa untuk menyerahkan kekuasaan kepada dinasti-dinasti setempat, yang sering disebut amir atau sultan. Menyerahkan Andalusia kepada keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri, Maghreb dan Ifriqiya kepada Aghlabid dan Fatimiyah. Kejatuhan totalnya pada tahun 1258 disebabkan serangan bangsa Mongol yang dipimpin Hulagu Khan yang menghancurkan Baghdad dan tak menyisakan sedikitpun dari pengetahuan yang dihimpun di perpustakaan Baghdad.
Sejarah pertumbuhan ilmu pengetahuan dikalangan kaum muslimin, dimulai sejak masaRasulullah saw karena beliau mewajibkan umat islam untuk menuntut ilmu, baik itu ilmu yangberhubungan dengan agama maupun ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan umum.Sebagaimana sabda rasulullah Saw:Artinya: “menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslimin dan muslimah” (HR. Ibnu Abdil Barr)Dengan diwajibkannya menuntut ilmu itulah kemudian lahirlah ulama-ulama, antara lain: AbuBakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.Setelah Rasulullah wafat, perkembangan ilmu pengetahuan berkembang kenegara-negara lain, mulaidari semenanjung Arab, Eropa, bahkan sampai ke Cina.Daulah islamiyah yang telah berjasa mengembangkan islam dimulai pada masa Umayyah danmencapai puncaknya pada masa Daulah Abbasiyah (750M-1258M). Pusat perkembangan ditimuradalah dikota Bagdad yaitu di negeri Irak dan berpusat di Kordoba yaitu negeri spanyol. Sebagai tandakejayaan umat islam, mendirikan perpustakaan terbesar didunia yaitu Baitul Hikmah tahun 830 M.
Daulah Bani Abbasiyyah berkuasa selama 5 abad yaitu mulai tahun 132 – 656 H / 750 – 1258 M,menggantikan Daulah Bani Umayyah yang telah berkuasa selama 92 tahun (40 – 132 H / 660 – 750M). Dengan wafatnya Marwan bin Muhamad dalam suatu pertmpuran melawan Bani Abbasiyyah,maka berakhir pulalah kekuasaan Bani Umayyah.Dinamakan bani Abbasiyyah, karena para pendiri dan kholifahnya merupakan keturunan dariAbbas bin Abdul Mutholib (paman Nabii Muhammad s.a.w.)Kholifah yang pertama kali menduduki jabatan adalah Abdul Abbas Asy Syafah yang berkuasapada tahun 132 – 136 H / 750 – 753 M yang kemudian diikuti oleh kholifah-kholifah yang lain silihberganti sebanyak 37 kholifah.Selama berkuasa Daulah bani Abbasiyyah mengalami masa kejayannya, mulai dari berdirinya hinggasampai pada masa pemerintahan kholifah Alt Watsik Billah tahun 232 H / 879 M. Masa tersebutmerupakan masa yang gilang gemilang, bahkan dapat dikatakan masa keemasan bagi umat Islam.Diantara kholifah yang besar adalah Abu Abbas Asy Sofa, Abu Jafar al Mansyur, Harun ar-Rasyid, Al Makmum, Al Mu’tazim dan Al Watsik. Mereka adalah para kholifah yang telahmenghantarkan ke puncak masa kejayaan dan keemasan daulah bani Abbasiyyah. Setelah itu hampirtidak ada kholifah yang besar lagi, ini dikarenakan mereka lebih banyak disibukkan dengan halduniawi dan saling berebut kekuasaan.


5.      Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Umayyah
Berikut ini nama-nama ilmuwan beserta bidang keahlian yang berkembang diAndalusia masa dinasti Bani Umayyah :
NO.
NAMA
Bidang Keahlian
Keterangan
1.
Abu Ubaidah Muslim Ibn Ubaidah al Balansi
- Astrolog
- Ahli Hitung
- Ahli gerakanbintang-bintang

Dikenal sebagai Shahih al Qiblat karena banyak sekali mengerjakan penetuan arah shalat.
2.
Abu al Qasim Abbas ibn Farnas
- Astronomi
- Kimia

Ilmi kimia, baik kimia murni maupun terapan adalah dasar bagi ilmu farmasi yang erat kaitannya dengan ilmu kedokteran. Farmasi dan ilmu kedokteran telah mendorong para ahli untuk menggali dan mengembangkan ilmu kimia dan ilmu tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan.
3.
Ahmad ibn Iyas al Qurthubi
Kedokteran
Hidup pada masa KhalifahMuhammad I ibn abd alrahman II Ausath
4.
Al Harrani


5
Yahya ibn Ishaq

Hidup pada masa khalifah Badullah ibn Mundzir
6.
Abu Daud Sulaiman ibn Hassan


Hidup pada masa awal khalifah al Mu’ayyad
7.
Abu al Qasim al Zahrawi
- Dokter Bedah
- Perintis ilmu penyakit telinga
- Pelopor ilmu penyakit kulit

Di Barat dikenal dengan Abulcasis. Karyanya berjudul al Tashrif li man ‘Ajaza ‘an al Ta’lif, dimana pada abad XII telah diterjemahkan oleh Gerard of Cremona dan dicetak ulang di Genoa (1497M), Basle (1541 M) dan diOxford (1778 M) buku tersebut menjadi rujukan di universitas-universitas di Eropa.

8
Abu Marwan Abd al Malik ibn Habib
- Ahli sejarah
- Penyair dan ahli nahwu sharaf

- wafat 238/852
- salah satu bukunya berjudul al Tarikh

9.
Yahya ibn Hakam
- Sejarah
- Penyair


10.
Muhammad ibn Musa al razi
-Sejarah
- wafat 273/886
- Menetap di Andalusia pada tahun 250/863

11.
Abu Bakar Muhammad ibn Umar
- Sejarah
- Dikenal dengan Ibn Quthiyah
- Wafat 367/977
- Bukunya berjudul Tarikh Iftitah al Andalus

12.
Uraib ibn Saad
- Sejarah
- Wafat 369/979
- Meringkas Tarikh al- thabari, menambahkan kepadanya tentang al Maghrib dan Andalusia, disamping memberi catatan indek terhadap buku tersebut.

13.
Hayyan Ibn Khallaf ibn Hayyan
- Sejarah & sastra
- Wafat 469/1076
- Karyanya : al Muqtabis fi Tarikh Rija al Andalus dan al Matin.
14.
Abu al Walid Abdullah ibn Muhammad ibn al faradli.
- Sejarah
- Penulis biografi

- Lahir di Cordovatahun 351/962 dan wafat 403/1013.
- Salah satu karyanya berjudul Tarikh Ulama’i al Andalus

Perkembangan Bahasa dan Sastra Arab tidak terlepas daripada peran para ulama dan sastrawan, diantaranya adalah:
-      Ali al Qali. Ia adalah seorang tokoh besar pada zamannya. Ia dibesarkan dan menimba ilmu Hadits, bahasa, sastra, Nahwu dan sharaf dari ulama-ulama terkenal di Baghdad. Pada tahun tahun 330/941 al Nashir mengundang beliau untuk menetap di Cordova dan sejak saat itu Ali mengembangkan ilmu Islam sampai wafatnya (358/696). Dari sekian banyak karya tulisnya yang bernilai tinggi, diantaranya adalah al Amalî dan al Nawâdir.

-      Ibn al Quthiyah Abu Bakar Muhammad Ibn Umar. Ia adalah seorang ahli bahasa Arab, Nahwu, penyair dan sastrawan. Ia menulis buku dengan judul al Af’âl dan Fa’alta wa Af’alât. Ia meninggal pada tahun 367/977.

-      Al Zabidi. Ia adalah guru dari Ibn Quthiyah. Al Zabidy sudah mengembangkan bahasa dan sastra di Andalusia sebelum adanya Ali al Qali. Bukunya yang terkenal adalah Mukhtashar al ‘Ain dan Akhbar al Nahwiyyîn.âîû

-      Said Ibn Jabir, ia juga merupakan salah satu guru dari Ibn Quthiyah.

-      Muhammad ibn Abdillah ibn Misarrah al Bathini (269-319) dari Cordova dikenal sebagai orang pertama yang menekuni filsafat di Andalusia.
Berikut ini Bibliografi beberapa sastrawan Andalusia :
-      Abu Amr Ahmad ibn Muhammad ibn Abd Rabbih. Lahir di Cordova 246/860. ia menekuni ilmu kedokteran dan musik, tetapi kecenderungannya lebih banyak kepada sastra dan sejarah. ia berhasil menggubah syari-syair pujian (madah) bagi empat khilafah Umawiyah, sehingga ia mendapat kedudukan terhormat di istana. Pada masa al Nashir ia menggubah 440 bait syair dengan menggunakan bahan acuan sejarah. Pada masa tuanya, Abu Amr menyesali kehidupan masa mudanya, kemudian ia berzuhud. Oleh karenanya ia menggubah syair-syair zuhdiyyat yang ia himpun dalam al Mumhishât. Sebagian besar karya syairnya sudah hilang, sedangkan yang berupa prosa ia tuangkan dalam karyanya yang diberi nama al ‘Aqd al Fârid. Ia pada tahun 328/940 dalam keadaan lumpuh.

-      Abu Amir Abdullah ibn Syuhaid. Lahir di Cordova pada tahun 382/992. Ia dikenal dekat dengan penguasa. Dengan keterlibatannya dengan kemelut politik, ia sering membuat syair-syair dalma rangka membesarkan atau menggulingkan seorang penguasa. Pada masa kekuasaan Hamudiyah penyair ini dipenjarakan dan menerima penghinaan serta penganiayaan yang berat. Ia dibebaskan dalam keadaan lumpuh sampai wafat pada tahun 427/1035. Karyanya dalam bentuk prosa adalah Risâlah al Tawâbi’ wa al Zawâbigh, Kasyf al Dakk wa Atsar al Syakk dan Hanut ‘Athar.

-      Ibn Hazm. Lahir pada tahun 384/994) merupakan penyair sufi yang banyak menggubah puisi-puisi cinta.

6.      Ilmuwan Muslim Pada Masa Bani Abbasiyah
Masa kekuasaan DinastiAbbasiyah merupakan masa keemasan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Pemikiran filsafat masuk ke dalam Islam melalui filsafat Yunani yang dijumpai kaummuslimin pada abad ke-8 M di Suriah, Mesopotamia, Persia, dan Mesir.
Di antara penguasa Abbasiyah yang termasuk tokoh ilmuwan muslim adalah Abu Ja’far Al-Manshur, Harun Ar-Rasyid, dan Al-Makmun. Peranan mereka selain melakukan kegiatan penerjemah, juga mendukung dan memfalitasi kegiatan penerjemah yang dilakukan ilmuwan-ilmuwan yang lain:
1.        Bidang Kedokteran.
Ilmu kedokteran mulai berkembang pada akhir masa Abbasiyah I, yaitu masa Khalifah Al-Watsiq, sedangkan puncaknya terjadi pada masa Abbasiyah II, III, dan IV. Pada buku-buku karya Ar-Arazi banyak dijumpai di museum-museum Eropa dan banyak digunakan sebagai buku rujukan untuk dunia kedokteran.
Tokoh-tokohnya adalah :
A. Abu Zakaria Ar-Arazi seorang dokter yang paling termasyur di zamannya beliau seorang kepala Rumah Sakit di Baghdad.
B.   Ibnu Sina adalah seorang ilmuwan muslim yang dikenal dengan julukan “Raja diraja Dokter” dan “Raja Obat” serta dianggap sebagai perintis tentang penyakit syaraf dan berbagai macam penyakit. Selain di bidang kedokteran, Ibnu Sina juga terkenal sebagai saintis ulung dan sebagai filosof. Karya-karya Ibnu Sina sangat terkenal di Barat terutama di berbagai perguruan tinggi di Prancis, salah satu karyanya yaitu Al-Qanun fi At-Tibb danAsy-Syifa.
C.   Ibnu Saha adalah saeorang direktur Rumah Sakit Yudisapur
2.   Bidang Filsafat.
Al-Kindi banyak menjelaskan pikiran-pikiran filsafat Aristoteles. Maka tidak heran jika ada yang memberinya gelar sebagai penggerak filosof Arab.
Al-Farabbi lebih dikenal sebagai seorang filosof daripada ilmuwan.
Ibnu Sina selain seorang tokoh di bidang kedokteran dia juga sorang filosof.

3.  Bidang Matematika.
a.    Al-Khawarizmi adalah tokoh utama dalam kajian matematika Arab, penyusun tabel astronomi, dan penemu Aljabar pada masa Khalifah Al-Makmun.
b.    Abu Kamil Sujak telah mengetahui perkembangan aljabar di eropa. Tulisan-tulisannya tentang geometri telah memberikan pengaruh dan konstribusi besar terhadap geometri barat. Terutama uraian-uraian aljabar terhadap geometri.
4.        Bidang Astronomi.
Musa Ibrahim Al-Farazi di tugaskan oleh Khalifah Al-Manshur untuk menerjemahkan berbagai risalah astronomi dan India yaitu Brahmasoutrasidanta dan hasil risalahnya berjudul Al-Magest yang mengalami dua kali penyempurnaan. Para astronom Muslim berhasil menciptakan teropong bintang dengan peralatan lengkap di kota Yundhisyapur, Iran.
Al-Farghani adalah seorang tokoh yang turut ambil bagian dalam pengukuran derajat garis lintang bumi dan pada masa Khalifah Al-Mutawakkil ia ditugaskan untuk mengawasi pembangunan Nilometer di Fustat, Mesir.
Al-Battani yaitu seorang tokoh astronom Arab terbesar penerus Al-Farghani, ia berhasil menemukan garis lengkung dan kemiringan ekliptik, panjangnya tahun tropis, lamanya satu musim, dan tepatnya orbit matahari serta orbit utama planet.
5.        Bidang Bahasa dan Sastra.
Ibnu Muqaffa sebelum masuk Islam bergelar Abu Amir, ia adalah orang pertama yang menerjemahkan karya-karya sastra dari luar ke dalam bahasa Arab.
Imam Sibawayhi adalah seorang ahli gramatika pada masa Khalifah Harun Ar-Rasyid, ia juga dikenal sebagai imam ahli nahwu.
Abu Nawas adalah penyair Arab termashur di zaman Harun Ar-Rasyid. Syair-syairnya dihimpun dalam Diwan Abu Nawas.
6.        Bidang Sejarah dan Geografi.
Al-Mas’ud adalah seorang sejarawan yang dijuluki sebagai pemimpin para sejarawan, ia juga seorang ahli geografi.
TOKOH-TOKOH ILMUWAN MUSLIM DAN PERANNYA PADA MASA DINASTI ABBASIYAH TERHADAP PERKEMBANGAN PERADABAN ISLAM.
1.      Bidang Tafsir Al-Qur’an.
Pada masa sebelumnya para ulama enggan menafsirkan Al-Qur’an karena takut salah. Di masa Abbasiyah, mereka bersedia menafsirkan Al-Qur’an karena tuntutan generasi penerus. Dalam ilmu tafsir, terdapat dua pola yaitu tradisional dan rasional.
-      Tafsir bil Ma’sur.
Yaitu Al-Qur’an yang ditafsirkan dengan hadis-hadis nabi. Adapun para Mufassirinnya adalah:
1)      Ibnu Jarir At-Tabari.
2)      Ibnu Atiyah Al-Andalusy(Abu Muhammad Abdul Haq bi Atiyah).
3)      As-Sudi yang berdasarkan tafsirnya pada Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.
4)      Muqatil bin Sulaiman, tafsirnya sangat terpengaruh kitab Taurat.
5)      Muhammad bin Ishaq, tafsirnya banyak mengutip cerita israilah.
-      Tafsir Bir Ra’yi
yaitu AL –Qur’an yang di tafsirkan berdasarkan pada akal pikiran (rasional).
1)      Abu Bakar Asam
2)      Abu Muslim Muhammad bin Bihr Isfahani.
3)      Ibnu Jaru Al-Asadi.
4)   Abu Yunus Abdussalam (Penafsiran Al-Qur’an yang sangat luas sehingga ia menafsirkan Surah Al-Fatihah saja sampai 7 jilid)
2.      Ilmu Hadis.
Hadis merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur’an. Sedangkan kitabnya terbagi kepada 7 kategori, yaitu berdasarkan gaya bahasa, gramatika bahasa, kisah-kisah, ilmu hukum, ilmu kalam, tasawuf, dan kata-kata asing dalam Al-Qur’an.
Untuk menentukan keabsahan dan keontetikan suatu hadist para ulama meneliti dan mengkaji dengan sungguh-sungguh hadist dari segi sanad, rawi, dan matan(sifat dan bentuk hadist). Pada masa Dinasti Abasisiyah muncul para ahli hadis yang termashur.
a)        Imam Bukhari, karyanya adalah kitab Jami’ Sahih Al-Bukhari.
b)        Imam Muslim, kitab karangan Sahih Muslim.
c)        Ibnu Majah, karyanya Sunan Ibnu Majah.
d)       Abu Dawud, karyanya Sunan Abu Dawud.
e)        Imam Tirmizi, karyanya Sunan At-Tirmizi.
f)         Imam Nasa’I, karyanya Sunan An-Nasa’i.
3.      Ilmu Tasawuf.
Ilmu tasawuf adalah ilmu syariat yang inti ajarannya menjauhkan diri dari kesenangan dunia dan mendekatkan diri kepada Allah. Diantara ulama ahli tasawuf adalah:
a)        Al-Qusyairi, karyanya Risalatul Qusyairiyah.
b)        Syihabuddin, karyanya Awariful Ma’arif.
c)        Imam Gazali, karyanya Ihya Ulumuddin.
4.      Ilmu Kalam.
Perkembangan ilmu kalam terjadi seiring dengan genjarnya serangan orang-orang non-muslim yang ingin menjatuhkan Islam melalui olah fikir filsafat. Dan ulama yang terkenal di bidangini adalah Hasan Al-Asyari, Washil bin Atha, dan Imam Syafi’i.
5.      Ilmu Fikih.
Ilmu fikih dimasa Abbasiyah mengalami perkembangan yang cukup baik, ulama-ulama yang muncul pada saat itu dikenal dengan sebutan dengan “Imam Mazhab”. Karena kekuatan dan kemampuan mereka dalam menyimpulkan hukum-hukum dari berbagai masalah yang ada.
Mazhab-mazhab fikih yang banyak diikuti oleh kaum muslimin di dunia yang muncul pada masa Abbasiyah adalah:
a)        Imam Abu Hanifah, karyanya Fiqhu Akbar, Al-Alim Wal Musta’an, dan Al-Masad.
b)        Imam Malik, karyanya Kitab Al-Muwatta’, dan Al-Usul As-Sagir.
c)        Imam Syafi’I, karyanya Al-Umm, Al-Isyarah, dan Usul Fiqih.

d)       Imam Ahmad Ibnu Hambal, karyanya Al-Musnad, Jami’ As-Sagir, dan Jami’ Al-Kabir.

1 komentar:

  1. The Best Live Casino Site in the UK
    The Best Live Casino Site in the UK is luckyclub also known as the best live casino website. It is not difficult to see why. This site offers the

    BalasHapus